Salah satu dampak dari cuaca ekstrem tersebut adalah ambruknya talud di Dermaga VII Pelabuhan Merak, Banten pada Minggu 6 Februari pukul 23.40 WIB.
Kepala BPTD Wilayah VIII Provinsi Banten, Handjar Dwi Antoro mengatakan, penyebab ambruknya talud di Dermaga VII Pelabuhan Merak karena cuaca ekstrem dan gelombang yang cukup tinggi.
Menurutnya, di Januari hingga Februari adalah puncuk curah hujan tertinggi, artinya di Perairan Selat Ssunda masih diintai cuaca buruk.
“Dampaknya terhadap dermaga ada beberapa kerusakan fasilitas, termasuk talud kegerus ombak, itu dampak dari cuaca buruk,” ungkap Handjar saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 7 Februari 2022 kemarin.
Ia mengaku akan berkoordinasi dengan PT ASDP Indonesia Ferry untuk segera memperbaiki fasilitas pelabuhan yang rusak.
“Kami juga sudah mengimbau agar operator pelabuhan segera memperbaiki,” tegasnya.
Meskti terjadi kerusakan fasilitas di Dermaga VII Pelabuhan Merak, namun aktivitas penyeberangan tetap berjalan normal.
“Terganggu sih pasti, tapi tetep berjalan. Karena logistik harus berjalan, penumpang juga harus jalan,” tutup Handjar.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry, Hasan Lessy belum terkonfirmasi. Saat dihubungi Hasan belum memberikan keterangan.
Penulis : Crist
Editor : Iffan Gondrong